The Power of Virtue

ARTIKEL

Sumber : Jakoep Ezra - Character Specialist

4/19/20252 min read

Sebagaimana terang selalu mengalahkan kegelapan, demikian pula kebajikan selalu mengalahkar kejahatan. Kita semua terpanggil untuk berbuat baik dan melakukan kebajikan. Kita semua ingin disebut sebagai orang baik. Namun, berbuat baik tidak pernah gratis. Selalu ada harga yang harus dibayar untuk berbuat baik. Dibutuhkan pengorbanan untuk melakukan kebajikan. Baik pengorbanan secara material maupun secara mental, bahkan mungkin akan tampak sebagai suatu kerugian. Namun, perbuatan baik tidak pernah terlupakan. Mungkin dapat dilupakan orang, tetapi tidak akan dilupakan oleh Tuhan dan suatu ketika kita pasti akan menerima upahnya.

Kita dimampukan untuk berbuat baik ketika menyadari bahwa dalam hidup ini kita pun menerima banyak anugerah dan kebaikan Tuhan. Kita tidak dapat hidup tanpa nilai-nilai kebajikan. Kebajikan bagaikan mercusuar yang menyinari kegelapan. Kebajikan bagaikan garam yang mampu mengawetkan dan mencegah kerusakan. Ini Kebajikan memiliki kekuatan untuk memperbaiki kemerosotan. Adalah suatu anugerah ketika kita masih memiliki kesempatan untuk berbuat baik. Oleh karena itu, berbuat baiklah selagi kita masih mampu melakukannya karena kita akan menerima pahala pada waktunya.

Sebab lebib baik menderita karena berbuat baik, jika bal itu dikehendaki Allah daripada menderita karena berbuat jahat. (1 Ptr. 3:17)

Memahami arti the power of virtue
Kekuatan nilai-nilai hidup yang terpancar dalam bentuk perbuatan baik kepada sesama. Kemampuan dan kecakapan untuk bertindak tepat dan bijaksana yang dapat memberikan keuntungan bagi orang lain. Kesediaan, sikap hati, dan tindakan tulus yang selalu bertujuan untuk memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan. Kekuatan yang mendorong kita untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar. Kualitas kehidupan yang mampu menjadi berkat dan memberkati orang lain.

Kebajikan merupakan sikap dan tindakan yang terpancar dari hati yang tulus, penuh pertimbangan dalam bertindak, baik dalam cara, waktu, maupun kepada orang yang tepat. Kebijakan ditopang oleh kualitas karakter sikap empati, sikap bijaksana, dan sikap murah hati.

Mengapa kita perlu memiliki nilai-nilai kebajikan?
Kita semua terpanggil untuk berbuat baik dan melakukan kebaikan, walaupun dengan cara, waktu, tempat, dan situasi yang berbeda. Kebajikan membuat kita bisa memaknai keberartian hidup. Kebajikan merupakan fondasi yang kokoh dalam membangun relasi atau hubungan. Kebajikan adalah buah dari kualitas karakter yang dimiliki. Nilai-nilai kebajikan selalu memperbaiki kondisi kemerosotan. Kebajikan adalah perbuatan yang mulia. Siapa menanam kebajikan akan menuai berkat.

Apa akibatnya jika kita kehilangan kebajikan?
Kehidupan yang kehilangan kebijakan akan berdampak pada kehidupan yang terisolasi dan sulit memiliki relasi sosial. Padahal kita adalah mahkluk sosial dan harus bersosialisasi dengan manusia lainnya. Ketiadaan kebijakan juga bisa menyebabkan hilangnya sukacita dan rasa damai, mengingkari panggilan dan makna hidup, cenderung menjadi orang yang antagonis, kehilangan rasa empati, menjadi egois, dan hidup dalam kekerasan.

Hal-hal yang menjadi penghalang, antara lain kemunafikan, sikap pamrih, mementingkan diri sendiri, pergaulan yang salah atau keliru, mengabaikan nilai-nilai moral, sikap semena-mena, dan tidak memiliki empati.

Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melibat Allah (3 Yoh. 1:11).

Cara mengembangkan karakter the power of virtue

1. Menyadari dan mengembangkan sikap bersyukur dalam hidup

2. Belajar hidup dalam anugerah karunia

3. Memiliki kepekaan dan empati terhadap penderitaan orang lain

4. Berani keluar dari zona nyaman pribadi (comfort zone)

5. Membangun iman yang teguh kepada Tuhan

6. Mengembangkan nilai-nilai kehidupan moral yang baik

7. Menemukan sumber anugerah dari Tuhan untuk melakukan kebajikan.