The Power Of Compassion (Kekuatan Belas Kasihan)
ARTIKEL
Sumber : Jakoep Ezra - Character Specialist
7/27/20202 min read


Belas kasihan merupakan realita kehidupan yang tidak bisa diabaikan. Ia merupakan sikap yang diteladani oleh Kristus. Diawali dengan rasa belas kasihan, dilanjutkan dengan suatu tindakan nyata dan mukjijat. Belas kasihan Yesus sudah membawa dampak dan pemulihan yang luar biasa. Tetapi kenapa sikap belas kasihan kita semakin gersang dan luntur?
Ada sebuah cerita yang sangat terkenal tentang belas kasihan, mengenai orang Samaria yang menolong seorang Ibrani yang telah dirampok dan sedang terluka. Dalam kisah ini Yesus menggambarkan bahwa belas kasihan tidak dibatasi oleh perbedaan ras, tradisi atau status sosial. Belas kasihan bebas dari rasa pamrih dan kepentingan pribadi.
Jika kita melakukan sesuatu dengan didasari belas kasihan, maka ada kuasa yang bekerja atas kita. Belas kasihan bukan sekedar rasa prihatin atau bersikap simpati. Belas kasihan itu murni dan didasari oleh kasih yang tulus.
Karakter belas kasihan seperti sumber mata air yang tak bisa habis. Namun bisa digerogoti sikap pamrih atau sebaliknya seringkali dimanfaatkan secara manipulatif. Itu yang membuat kita akhirnya enggan mengembangkan sikap berbelas kasihan kepada sesama. Tidak heran jika Alkitab berkata, di akhir jaman ini kasih semakin tawar.
Bagaimana mengembangkan hati yang berbelas kasihan?
1. Mampu melihat dan membedakan kebutuhan mendalam dan mendesak.
Belas kasihan lahir dari hati nurani yang tersentuh oleh kebutuhan dan penderitaan orang lain. Belas kasihan merupakan respons atas permintaan tolong dan permohonan yang sungguh-sungguh dan bukan yang bersifat manipulatif. Karena kasih itu tidak sekedar berkurban atau menolong tetapi juga membangun dan mendidik.
2. Fokus pada kasih karunia Tuhan yang diberikan kepada kita.
Belas kasihan membuka pintu surga. Kita merupakan perwakilan Tuhan di dunia untuk menyatakan kemurahan dan karunia-Nya. Belas kasihan selalu bekerja melalui apa yang ada pada kita, bukan yang tidak kita punyai. Kebajikan yang ditaburkan pasti akan berbuah kebajikan. Distribusi yang lancar pasti dipercayakan yang lebih besar lagi.
3. Beri ruang untuk memiliki belas kasihan kepada orang lain.
Kesibukan dan masalah pribadi seringkali begitu memenuhi hati dan pikiran kita, sehingga tidak ada kesempatan untuk memikirkan orang lain. Akhirnya kita menjadi egois dan hidup hanya untuk diri sendiri.
4. Carilah kesempatan untuk berbuat kebajikan.
Melakukan kebajikan merupakan amanat yang harus dilaksanakan. Keselamatan memang merupakan anugrah yang diberikan secara cuma-cuma, tapi perbuatan baik adalah amal ibadah yang kelak mendapatkan pahala.
info@lifetransformer.net
+62 815-1920-6100
Copyright ©2024 Yayasan Transformasi Internasional. All rights reserved.
Contact Our Team: