Handling Disagreeement

ARTIKEL

Sumber : Jakoep Ezra - Character Specialist

4/19/20252 min read

AKIBAT NEGATIF TERJADI KARENA BERBEDA PENDAPAT
Perbedaan pendapat sudah setua umur dunia ini. Tuhan sendiri menghargai kebebasan kita. Namun, rasa egois selalu menginginkan supaya orang lain mengikuti pendapat atau kehendak kita. Perselisihan pun terjadi, ada pertentangan, perkelahian, bahkan pertempuran.

Hubungan bisnis bisa hancur karena tidak sependapat. Persahabatan bisa putus karena tidak bisa menerima pendapat rekannya. Pasangan suami istri bisa cerai karena berbeda pendapat. Politik dan perang berkecamuk karena tidak ada kesatuan pandangan antarpemimpin atau rakyat.

Tampaknya tidak ada tempat di dunia ini yang bebas dari perbedaan pendapat karena hak asasi manusia menjaminnya. Namun, apakah situasi menjadi rentan hanya karena perbedaan?

PERBEDAAN ADALAH SESUATU YANG ALAMIAH
Keunikan adalah karunia. Kita dikenal dan diidentifikasi melalui perbedaan, bukan karena persamaan. Komunitas terjadi karena anggota memiliki persamaan tujuan. Konflik timbul ketika ada perbedaan kepentingan.

Anak kembar pertama yang dictat Alkitab adalah Esau dan Yakub. Mereka bertolak-tolakan sejak mash di dalam kandungan. Persaingan diawali dengan naluri untuk menang, dan berkuasa atas yang kalah. Sesungguhnya, perbedaan adalah sesuat yang alamiah dan tidak bisa dihindari. Lebih baik belajar mengelola perbedaan, menjadi aset yang berharga karena keragaman adalah kekayaan, dan perbedaan adalah kesempatan.

Jika kita mampu mengubah sudut pandang dan pola pikir, perbedaan tidak perlu lagi dikhawatirkan. Perbedaan menjadi ruang yang bersahabat untuk saling melengkapi dan membangun.

TINGKAT KEPENTINGAN SEBUAH PENDAPAT
Sebuah pendapat memiliki arti penting jika dikaitkan dengan kebutuhan kondisi kehidupan kita. Ada 5 tingkat kepentingan sebuah pendapat, yaitu:

1. Usul biasa; diterima ataupun tidak, tidak terlalu bermasalah. Pendapat tingkat ini tidak memengarubi sebuah keputusan.

2. Keinginan; pendapat akan dipertahankan sesuai kekuatan keinginan atau ambisi.

3. Kebutuhan; pendapat akan diperjuangkan sesuai tingkat kebutuhan yang ada. Semakin primer kebutuhan, semakin kuat pendapat tersebut diperjuangkan.

4. Prinsip bidup; merupakan pandangan pribaci yang tertanam dalam diri seseorang dan sulit untuk diubah, disamaratakan.

5. Iman; adalah pilihan bebas tiap orang dan tidak dapat dipaksakan.

Dengan memahami tingkat kepentingan sebuah pendapat dalam diri seseorang, kita lebih mudah untuk mengelola perbedaan pendapat secara objektif dan seimbang.

TIPS MENGELOLA PERBEDAAN PENDAPAT
Perbedaan pendapat yang tidak dikelola secara positif dapat merugikan semua pihak. Perpecahan terjadi karena tidak ada kesatuan hati. Rasul Paulus pernah berbeda pendapat dengan Barnabas. Namun, sikap objektif, kedewasaan, dan penguasaan diri membuat mereka tidak bertengkar dan bermusuhan.

Tips dan langkah-langkah praktis dalam mengelola perbedaan pendapat
1. Menggali pendapat atau masalah secara objektif.

Secara alamiah pendapat pribadi cenderung subjektif.
Perbedaan pendapat akan meruncing jika masing-masing pihak hanya mempertahankan ego pribadi. Objektivitas menjadi tolok ukur keseimbangan yang dapat menghindari sikap radikal. Kemampuan bersikap objektif merupakan pintu gerbang untuk mengelola perbedaan pendapat secara positif.

2. Temukan benang merab, bal-bal selaras atau mengakomodasi semua pihak. Emosi sering
menghambat seseorang berpikir jernih. Oleh karena itu, tak heran jika seseorang yang emosional terlihat ngotot mempertahankan pendapat. Jika kita memiliki motivasi yang positif, pasti ada hal-hal yang dapat dipertemukan dan diselaraskan. Hal-hal yang menghambat suatu proses keselarasan pendapat adalah sikap egois, melecehkan, picik dan sombong. Sifat-sifat ini yang membuat kita menjadi eksklusif dan sulit membangun kerja sama dengan orang lain. Sebaliknya, karakter penguasaan diri, respek, empati, dan keterbukaan akan menolong tercapainya kesepakatan.

3. Buatlah kesimpulan atau kesepakatan bersama dengan atau tanpa syarat. Kesepakatan mendatangkan ketenteraman dan rasa damai. Kesimpulan akan lebih mudah dicapai jika sudah menemukan keselarasan pendapat. Jika masih terjadi ketidaksesuaian, kita dapat membicarakan opsi, kriteria, atau persyaratan. Dengan demikian, kita dapat mengembangkan kerja sama dan sinergi tim yang saling melengkapi dan mendukung.

The Word of Wisdom
Kesatuan tidak selalu dicapai dengan keseragaman, tetapi melalui kesepahaman dalam keragaman.