Berkata yang Sia-Sia
ARTIKEL
Sumber : Jakoep Ezra - Character Specialist
8/10/20201 min read


Kefasihan kita dalam berkomunikasi merupakan suatu kelebihan dan sangat bermanfaat dalam pergaulan, untuk membangun hubungan, pekerjaan atau bisnis. Setiap hari kita mengucapkan sekitar kata, namun ternyata tidak semua bermanfaat. Kata-kata negatif, pesimis, umpatan atau cemooh, fitnah dan gossip, itu semua digolongkan sebagai perkataan yang sia-sia, dan bukan hanya sia-sia saja tetapi juga sangat merugikan, karena kelak kita menjadi serupa dengan ucapan kita.
Penyebab :
1. Kondisi hati yang negatif.
Apa yang diucapkan mulut, meluap dari hati. Jika perbendaharaan hati negatif, maka perkataan yang diucapkanpun akan negatif.
2. Terpengaruh oleh pergaulan.
Percakapan dalam pergaulan itu menular dan akan berpengaruh timbal balik. Kita semua telah membuktikannya dalam pengalaman sehari-hari.
3. Tidak terbiasa bertutur kata yang baik.
Jika sejak kecil kita terbiasa dengan caci maki, umpatan dan kata-kata kasar, maka otak kita akan belajar dan menyimpan memori kosa kata yang buruk.
Solusi :
1. Periksa dan jaga sikap hati.
Kita tidak dapat memperbaiki perkara di luar, sebelum memulihkan keadaan yang di dalam. Biasakan memeriksa kondisi hati dan menjaganya agar tetap murni.
2. Evaluasi cara-cara pergaulan.
Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan baik, termasuk dalam hal berbicara. Usahakan agar kita yang memberi dampak positif dalam setiap percakapan, tapi waspadalah dan alihkanlah pembicaraan yang sia-sia dengan hal yang berguna.
3. Berlatih berbicara santun.
Setiap perubahan membutuhkan disiplin dan latihan yang tekun. Baca dan ingat hal-hal yang positif, ucapkan kata-kata iman dan optimisme, pikirkan semua yang benar, yang mulia, yang adil, yang suci, semua yang manis dan sedap didengar.
info@lifetransformer.net
+62 815-1920-6100
Copyright ©2024 Yayasan Transformasi Internasional. All rights reserved.
Contact Our Team: