Bergumul Melawan Rasa Curiga

ARTIKEL

Sumber : Jakoep Ezra - Character Specialist

8/7/20201 min read

Secara positif, rasa curiga merupakan ‘alarm’ untuk mengingatkan kita terhadap berbagai bahaya yang mungkin dapat mengancam atau merugikan, sehingga kita dapat selalu bersikap waspada dan berjaga-jaga. Tetapi, alangkah tertekannya hidup ini menghadapi kecurigaan yang terlalu besar atau jika kita selalu dipenuhi dengan kecurigaan yang tidak beralasan. Mengapa kita bisa dijerat oleh kecurigaan ?

Penyebab :

1. Ada ketakutan / trauma yang tidak dapat diatasi.

Jika kita mengira bisa lari dari ketakutan dan trauma dengan cara menghindari atau mengabaikannya, maka hal ini justru akan menimbulkan masalah baru, yaitu kecurigaan terhadap hal-hal yang dapat menakutkan kita.


2. Perasaan tidak percaya / tidak aman.

Pengkhianatan menghasilkan ketidak percayaan dan penipuan menimbulkan rasa tidak aman, hal ini membentuk sikap mudah curiga terhadap orang lain.


3. Menyimpan sikap negatif.

Pikiran negatif menyebabkan semua hal seakan-akan melawan kita, sehingga membangkitkan rasa curiga yang membuat kita tertekan dan tidak bebas membangun hubungan yang baik dengan sesama.

Solusi :

1. Memulihkan trauma dengan mengatasi ketakutan yang ada.

Ketakutan dan trauma adalah mimpi buruk, ia hanya dapat menteror kita tapi tidak mampu menjamah kita. Sebab itu kalahkan ketakutan atau trauma, hadapi dengan keberanian, bersikap realistis dan bersandarlah pada pertolongan Tuhan.

2. Memaafkan orang yang bersalah.

Ketika kita memaafkan dan melupakan kesalahan orang yang mengkhianati atau telah menipu kita, maka kita akan merasa tenteram, terbebas dari permusuhan dan dendam atau sikap yang penuh kecurigaan.

3. Belajar menerima orang lain.

Kesediaan kita menerima orang lain apa adanya, pasti akan membuka pintu persahabatan, saling mengenal, membangun kepercayaan dan peluang-peluang untuk kemitraan. Semua hal ini akan menepis berbagai pikiran negatif.